Pada awal berdirinya SMK Negeri 1 Singaraja bernama SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Negeri Singaraja. SMEA Negeri Singaraja merupakan sekolah kejuruan tertua di kawasan Sunda Kecil (Bali, NTB, dan NTT) yang berdiri pada tanggal 22 November 1954.
Pada mulanya SMEA Negeri Singaraja berlokasi di jalan Gajah Mada No.109 tepatnya di sebelah utara SMP Negeri 1 Singaraja, dengan memiliki 5 lokal bangunan gedung serta 3 lokal bangunan gedek. Dalam perkembangan selanjutnya bertambah 2 lokal bangunan gedek berlokasi di Jln. Pramuka No. 6 Singaraja, tepatnya di belakang bangunan SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) di tempat yang ditempati sekarang. Secara bertahap sejak Pelita I tahun 1969 dibangunlah gedung permanen 3 lokal yaitu gedung yang berada di bagian timur areal sekolah sekarang. Demikianlah tahap demi tahap terus dikembangkan seperti yang ada sekarang.
Dalam perjalanannya, SMEA Negeri Singaraja pernah menjadi SMEA Pembina yang menyelenggarakan pendidikan dengan masa belajar 4 (empat) tahun, (3 tahun teori dan 1 tahun praktek di lapangan). Namun SMEA dalam status ini tidak sampai meluluskan siswanya, karena hanya dapat berjalan selama 2 tahun itu dari tahun 1978 sampai tahun 1980.
Dengan adanya penyeragaman nama-nama sekolah secara nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui surat keputusan nomor 0537/C.4.I/LL/97 TANGGAL 18 Maret 1997 menetapkan SMEAN Singaraja berubah menjadi SMK, maka sejak saat itu SMEA Negeri Singaraja berubah namanya menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Singaraja (SMKN 1 Singaraja). Sesuai dengan kebutuhan yang sangat mendesak, dimana animo masyarakat (tamatan SMP) masuk ke SMK Negeri 1 Singaraja terus meningkat, sedangkan bangunan gedung rata-rata sudah tua, maka mulai tahun 2003 dilakukan upaya peremajaan hingga sekarang. Saat ini sudah berhasil dilakukan pengembangan/perluasan beberapa unit belajar, dengan beberapa di antaranya berupa bangunan berlantai dua (bertingkat). Dari 10 unit bangunan yang dimiliki, 9 unit di antaranya sudah dalam bentuk bangunan bertingkat (7 unit berlantai dua dan 2 unit lantai tiga). Kini tinggal 1 unit bangunan yaitu ruang guru,pegawai, dan kepala sekolah masih berlantai 1 yang kondisinya rusak sedang.